Sunset Muara Sungai

                Secangkir kopi diatas meja berkabut lembut akibat dinginnya suasana luar malam. Seorang gadis yang termenung lesu membisu menatapi permukaan kopi yang ada dalam cangkir sembari tangan lentiknya menyangga kepala. Ada gunda menghiasi wajah cantik dengan mata terpaku lamunan berlapiskan kaca mata lensa tunggal berframe klasik. Seoalah olah ada layar pertunjukan dramatis dalam lingkaran cangkir yang berisi kopi itu. Semakin dalam ia menatapi permukaan air, semakin dalam pula ia tenggelam dalam sebuah ingatan tentang kisah klasik yang mungkin baru saja terlewati dalam hidupnya.
                “eh say kita mau kemana ini sih?”
                “gatau, liat aja roda motorku ngarah kemana”
                “gak jelas ih panas tau, mana jalannya sepi gini. ga takut ada begal apa?”
                “ lagian motor tua gini mana ada yang mau mbak cantikku yang bawel”
                “kalau aku yang diminta gimana?” tanya Putri dengan nada meggoda
                “ ya aku kasihin lah”
                “loh kok gitu?”
“iya palingan begalnya gamau, soalnya kamu bawel hehehe”
“hadehh, bawel tapi sayang ih”
Perbincangan diatas motor sepasang kekasih yang sedang dirundung asmara itu semakin Khidmat seraya menapaki jalanan jalan lintas selatan yang sepi dengan sayup sayup terdengar ombak pantai selatan yang berjejer di sepanjang perjalanan. Tawa mereka yang lepas membuat iri segerombolan burung camar yang sedang terbang melintasi tepi pantai seolah olah hanya Putri dan Bima yang ada di permukaan bumi ini.
“kok turun ke bawah jembatan sih say?” Tanya Putri  pada Bima
“ Pengennya sih ketas jembatan, tapi gapunya sayap” jawab Bima dengan menatap langit
“ kalau beneran mau gausah sayap bisa kok”
“emang bisa neng?” Bima menggerutu
“bunuh diri aja, kalau mati kan kita bisa kan atas kan ya” Jawab Putri sambil menatap langit
“nauzubillah neng. Eh tapi kalau kamu temenin sih gapapa hehehe“ Bima tersenyum
“hadehh mati kok ajak ajak say, rebahan di kasur kos kosan lo masih nikmat kok”
“ya, apalagi seranjang sama aku hehehe” Bima tertawa,
“nakal ihh” Putri tersenyum
Sore itu mereka duduk di atas batu, diantara aliran sungai yang lembut mengalir dan airnya yang tidak dalam.  Bima adalah sesosok pegiat alam dan lingkugan, dia aktif dalam organisasi pecinta alam di sekolahya. Ia kerap mengajak Putri berjalan jalan dan mengenal alam lebih dekat serta betapa pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Sungai yang mereka datangi adalah muara sungai yang mengalir menuju bibir pantai, akan tetapi kala itu musim kemarau sehingga debit air yang rendah sedalam 20 cm terpisahkan oleh gundukan gundukan delta pasir dan batu kali. Diatas sungai tersebut terdpat jembatan besar penghubung antar desa dimana juga termasuk badan jalan lintas selatan. Setelah Bima menaruh motornya tak lama kemudian ia mendatangi putri yang sudah asik bermain air diatas gundukan gundukan pasir sambil membaa kantong pasting hita di tangan.
“say ada nggak say?” teriak Bima pada Putri
“ Ada nih sekeluarga kayaknya” saut Putri
“Tetangganya gak ikutan?” Tanya Bima Lagi
“Tetangganya masih ngerumpi katanya”
“kalau itu sih tetanggamu kamprett” Bima menggerutu, Putri tersenyum
Yang dibawa oleh Bima yaitu sekantong pelet ikan. Mereka berdua memang suka memberi makan ikan yang ada di sungai, apa lagi di sungai ini yang airnya masih jernih dan masih kelihatan jelas ikan ikan yang ada dibawah permukaan air sungainya. Tak hanya itu, bagasi motor vespa Bima tak pernah kehabisan stock makanan kucing, pelet ikan hingga kacang kacangan makanan burung merpati. Sehingga saat mereka keluar bersama, menjadi hal wajib memberi makan kucing liar dan hewan lain yang ditemuinya. Putri pernah bertanya tentang mengapa Bima melakukan hal hal terebut kepada Bima.Bima menjawab kataya kasihan kalau mereka lapar, ngomong aja gabisa apalagi minta makan ke dinas yang berenang dan negara, pengemis menangis kelaparan saja pemerintah tak dengar.  
Selepas memberi segerombolan ikan wader dan nila dengn pelet, mereka duduk di atas batu ditengah delta menghadap aliran air yang menuju pantai sambil menikmati sunset yang begitu indah sore itu sambil mendengarkan musik Iwan fals – kemesraan yang diputar lewat ponsel Bima.   


Komentar

Postingan Populer