berdikari tanpa intervensi
Beberapa
bulan ini bumi pertiwi dihebohkan oleh produsen kendaraan ringan yang sejak lama telah menjadi salah satu proyek terbesar karya anak bangsa. Proyek ini mengalami lika
liku kisah yang panjang sejak awal munculnya pada tahun 2009i. Kendaraan ringan yang dimaksud disini yaitu sebuah
mobil yang digadang sebagai produk anak bangsa yang dikenal dengan nama
ESSEMKA. Sedikit menengok kebelakang sebelumnya memang Indonesia telah memiliki sejarah
panjang tentang mobil nasional. Sejak era almarhum bapak proklamator Indonesia yaitu Bung Karno, dimana pada saat itu nasionalisme sedang memuncak dan oleh sebab itulah bangsa ini ingin
membuat apapun dengan tangan sendiri dan label sendiri. Beberrapa hasilnya yaitu helicak,
mobil kijang, mobil timor dengan segala hiruk pikuk kisah yang dilalui hingga keadaan ekonomi juga
regulasi yang menuntut berhentinya proyek mobil nasional ini. Akan tetapi
dengan spirit yang nasionalisme maka tercetuslah Mobil ESSEMKA dengan nama BIMA telah di
lounching pada bulan September ini.
Banyak respon
yang dituai hingga menjadi sebuah kotroversi dari munculnya mobil yang dibuat oleh PT
Solo Manufaktur Kreasi (SMK) di Boyolali, Jawa Tengah ini. Di Twetter telah
tranding #ChanganjiplakESSEMKA, Memang bila
dilihat secara seksama mobil ESSEMKA BIMA ini mirip dengan salah satu produk dari
produsen otomotif di negara Tiongkok. selain itu terdapat beberapa kejanggalan yang dirasa
oleh masyarakat tentang mobil ini, dimana pada peluncurannya tidak ada jurnalis
otomotif yang diundang untuk berpatisipatif mengenalakan ESSEMKA BIMA kepada
halayak banyak. Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya menjelaskan
bahwa ESSEMKA bukanlah mobil nasional. PT Solo Manufaktur Kreasi adalah
perusahaan otomotif swasta yang dalam produksinya melibatkan anak anak bangsa
dengan produksinya yang mengandung komponen lokal tinggi diperoleh dengan kerjasama beberapa perusahaan dalam negri juga. Namun bila memang benar benar telah di lounching
kenapa belum ada web atau brosur resmi yang membuktikan produk ini dipasarkan? Open
recuitmen dari tenaga kerja PT Solo Manufaktur bagaimana? Kalau memang murni
swasta bukankan sangat banyak benefit yang didapat bila mengundang para
jurnalis otomotif? Mengingat sebuah produk baru perlu effort lebih untuk
memasarkan produk tersebut. Kenapa saat masyarakat kritis akan hal ini malah
para politisi yang berkutat membelanya? Katanya murni swasta? siapa pemangku
kepentingan yang berkuasa dalam PT ini? Mau lari kemana uang konsumen yang
membeli produk ini? Ke kantong orang lain? Atau kantong bangsa sendiri?
Untuk didunia
otomotif dewasa ini anak bangsa tidak diragukan lagi akan pengetahuan juga
kreatifitanya dibidang ini. Mengingat banyak hasil karya anak bangsa yang
visioner telah dikenalkan dalam ajang nasional maupun internasional. Bila
memang ESSEMKA benar benar ingin melebarkan sayap dengan brand anak bangsa
sejatinya banyak teknisi dan insinyur yang berkompeten yang mungkin bisa diajak
berkolaborasi. Memang untuk menciptakan sebuah industri baru diperlukan effort
lebih berbagai aspek hingga dapat bersaing dengan brand lain yang telah lama
bergelut didunia otomotif. Dan jika memang PT Solo Manufaktur Kreasi benar
benar beritikat baik membawa angin segar untuk dunia otomotif negeri,
masyarakat Indonesia pastinya akan sangat antusias menyambutnya.
Komentar
Posting Komentar