Tirta Nestapa

Buai angin malam menekan fikiran yang ingin tertidur pulas, terganggu dangan bayangan kampung halaman yang indah nan permai. beberapa bulan yang lalu ada gejolak hati muncul rasa ingin tahu tentang sampah dan pengolahannya yang ada di kabupaten Lumajang. mungkin bisa disimak ringkasannya dalam bentuk video di liink https://www.youtube.com/watch?v=TI803XUMS8I dalam video tersebut bisa kita renungkan dan ilhami bersama tentang tindakan preventif dan repesif yang harus dilakukan guna menghadapi kajian tersebut.
malam ini tepat tengah malam didalam kamar ditamani dengan secangkir kopi di meja, saya ingin sedikit brcerita tentang sesuatu yang saya rasa sangat menarik bila dibicarakan. kenapa menarik? mari kita mulai berdialektika.
kampungku terletak di ujung timur kabupaten Lumajang, berbatasan langsung dengan kabupaten Jember, Desa Sidorejo namanya. terlepas dari letak geografis tersebut, Sidorejo merupkan dataran rendah yang subur masyarakatnya mayoritas bekerja sebagai petani. Terdapat beberapa sungai yang mengaliri desa ini sehingga irigasi pertanian dapat berjalan dengan lancar. nah diantara aliran sungai tersebut ada satu sungai yang kondisinya yang perlu dipertayakan. kali basin orang memnggilnya, karena hitam warnanya dan bau tak sedap yang mengudara.
ada beberapa poin poin yang ingin saya kulik tentang pencemaran sungai ini. Mulai dari pengaruhnya terhadap ekologi air, kehidupan ekonomi, kesehatan, lingkungan serta respon pemerintah. Pabrik Gula Jatiroto yang telah beroperasi sejak tahun 1910 jaman Belanda telah melakukan proses produksi penggilingan setiap tahunnya yang mengalami kenaikan hasil produksi penggilingan tebu. hingga pabrik tersebut diakuisisi oleh Indonesia, terdapat rehabilitasi yang bertujuan untuk mempercepat dan menambah volume produksi gula perharinya. Hal ini memang baik dalam segi indutrial dengan keadaan permintaan pasar yang tinggi akan gula, tetapi dilain sisi limbah yang dihasilkan lebih besar juga yang dihasilkan.
Limbah yang dibuang di sungai yang mengalir ke Desa Sidorejo yaitu berupa limbah cair. Dampak yang paling dikeluhkan oleh masyarakat yakni mulai tercemarnya air sumur masyarakat akibat pembuangan limbah yang dibuang di sungai ini, sehingga masyarakat krisis akan air bersih. dampak bagi kesehatan sangat jelas, selain krisis air bersih polusi udara yang mengggu pernafasan masyarakat yang tinggal di bantaran kali basin ini juga terganggu. ekologi sungai juga terganggu. Dimana saat pabrik mulai melakukan penggilingan, limbah cairnya membuat ikan ikan di sungai mabuk dan mati tidak terkecuali ikan ikan kecil. Mengenai irigasi lahan sawah, petani juga mengalami kesulitan air bersih untuk mengairi lahan pertaniannya. dan bedampak pada hasil pertanian. dampak disisi perekonomian sangatlah jelas, dimana pertanian sebagai mata pencaharian terganggu dan ditambah lagi munculnya tambahan kebutuhan akan air bersih untuk minum dan memasak mendesak masyarakat untuk membeli air mineal sebagai solusinya.
pemerintah desa memang telah berupaya untuk membuat sumur bur yang dirancang untuk diinstalasi kerumah rumah penduduk akan tetapi air bersih tidak mengalir seperti yang diharapkan. malah muncul solusi baru yaitu agar masyarakat membeli pompa air untuk menyedot air sumur bur agar dapat mengalir kesetiap rumah rumah. apakah ini solutif? perlu digaris bawahi, masyarakat desa Sidorejo heterogen. tidak semua orang mampu, terdapat beberapa kk yang masih dibawah garis kemiskinan. kejanggalan yang muncul dari penjabaran ini yaitu kenapa malah seolah olah masyarakat yang ditekan agar menerima limpahan limbah cair yang dibuang di sungai mereka dengan embel embel berbagai solusi yang kurang tepat. mengapa tidak keras ke atas? bagaimana AMDAL dari pabrik ini? kok jadi tajam ke bawah?
silakan kawan kawan yang ingin menanggapi pernyatan ini atau mugkin memiliki argumen dengan sumber yang berkredibilitas, monggo berdiskusi.
Saat pragmatisme menjadi sobat kekuasaan, idealisme yang akan menyemai perlawanan. Ayo peka kawan !!!


Komentar

Postingan Populer